C. SENI
TEATER (TARI)
a. Pengertian
Tari
- Haukin
menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi
dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang
simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta
- Soedarsono
menyatakan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak
ritmis yang indah
- Soeryodiningrat
menyatakan bahwa tari merupakan gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi
musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari
- Tari
merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah
tubuh
b. Unsur
Pokok Tari
1. Gerak
Elemen pokok tari adalah gerak.
Rudolf Laban pakar tari kreatif menyatakan bahwa gerak merupakan fungsional
dari Body ( gerak bagian
kepala, kaki, tangan, badan), space
(ruang gerak yang terdiri dari level, jarak, atau tingkatan gerak), time
(berhubungan dengan durasi gerak, perubahan sikap, posisi, dan kedudukan),
dinamyc (kualitas gerak menyangkut kuat,lemah, elastis dan penekanan gerakan).
Berpijak kepada pendapat di atas,
tari terdiri dari unsur gerak sebagai
unsur utama, ruang, waktu, dan
tenaga. Fungsi gerak yang dihasilkan oleh
tubuh manusia pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi gerak keseharian,
olah raga, gerak bermain, bekerja,
dan gerak sehari-hari. Pada khususnya,
tari lebih menekankan kepada gerak
untuk berkesenian, di mana gerak dalam tari merupakan gerak yang sudah
distilisasi atau distorsi.
2. Motif
Gerak Tari
3. Motif
Gerak Tari Berpasangan Atau Kelompok
4. Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus
diisi, ruang dalam tari mencakup semua gerak yang diungkapkan oleh seorang
penari terbentuk melalui perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat dan ruang
gerak penari itu sendiri.
Ruang bersentuhan langsung dengan
penari. Ruang gerak penari merupakan batas paling jauh yang dapat dijangkau
penari. Di sisi lain,
ruang menjadi salah satu bentuk dari
imajinasi penari dalam mengolah ruang gerak menjadi bagian yang berpindah
tempat, posisi dan kedudukan.
5. Tenaga
Ruang gerak penari tercipta melalui
desain. Disain adalah gambaran yang jelas dan masuk akal tentang bentuk/wujud
ruang secara utuh. Bentuk ruang gerak penari digambarkan secara bermakna ke
dalam; desain atas dan disain lantai (La Meri: 1979: 12). Ruang gerak tari
diberi makna melalui garis lintasan penari dalam ruang yang dilewati penari.
Gerak tari yang diperagakan menunjukan intensitas gerak yang dapat menjadi
salah satu indikasi. Tenaga yang diwujudkan oleh gerakan berhubungan dengan
kualitas gerak. Hal ini dapat tercermin pada tenaga yang disalurkan oleh
penghasil gerak dalam mengisi gerak menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, dan
menjadi anti klimak dari tensi dan relaksasi gerak secara keseluruhan.
6. Ekspresi
Ekspresi dalam tari lebih merupakan
daya ungkap melalui tubuh ke dalam aktivitas pengalaman seseorang, selanjutnya
dikomunikasikan pada penonton/pengamat menjadi bentuk gerakan jiwa, kehendak,
emosi atas penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian daya penggerak
diri penari ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan
perasaan, desakan jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).
7. Iringan
Tari
Iringan dan tari adalah pasangan
yang serasi dalam membentuk kesan sebuah tarian. Keduanya seiring dan sejalan,
sehingga hubungannya sangat erat dan dapat membantu gerak lebih teratur dan
ritmis. Musik yang dinamis dapat menggugah suasana, sehingga mampu membuat
penonton memperoleh sentuhan rasa atau pesan tari sehingga komunikatif. Musik
dalam tari memberi keselarasan, keserasian, keseimbangan yang terpadu melalui
alunan keras-lembut, cepat-lambat
melodi lagu. Pada dasarnya tari
membutuhkan iringan sebagai pengatur
gerak.
c. Tari
Berdasarkan Konsep Garapan
1. Tari
Tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan-aturan tertentu. Dalam
kurun waktu yang telah disepakati, aturan baku diwariskan secara turun menurun
melalui generasi ke generasi. Tarian jenis ini telah mengalami perjalanan cukup
panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat. Tari jenis ini biasanya
memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari atau style yang
dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama.
Tari-tarian tradisional yang dilestarikan oleh generasi pendukung biasanya
sangat diyakini atas kemasyalakatannya. Masyarakat yang mau terlibat di sini
ikut andil dalam melestarikan tari tradisional melalui rasa tanggung jawab dan
kecintaan yang tidak bisa dinilai harganya. Masyarakat yang bersangkutan
memandang bahwa tarian jenis ini menjadi salah satu bentuk ekspresi yang dapat
menentukan watak dan karakter masyarakat yang mencintai tarian tersebut. Dengan
demikian tergambar perangai, kelakukan dan cermin pribadinya.
a) Tari
Primitif
Tari primitif merupakan tari yang berkembang
di daerah yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tarian ini lebih
menekankan tari yang memuja roh para leluhur. Pada jaman ini jenis tarian ini
sudah mulai tidak kedengaran lagi gaungnya.
b) Tari Rakyat
Tari-tarian yang disebut pada bab
ini adalah tarian yang hingá kini berkembang di Daerah yang bersangkutan.
Masalah pembagian apakah
termasuk fungsi dan peran yang
dimiliki tidak diperhitungkan.
- Aceh
dan Sumatra Utara kental imbas pengaruh Melayu. Ciri dan
bentuk tari lebih dekat ke rumpun
tari Melayu. Pengaruh agama Islam yang kuat. Gerakan tarinya lincah dan
gesit,namun tidak ekspresif. Pakaian menutup semua anggota badan (aurat) dan
iringan menggunakan alat musik sederhana dengan tepukan tangan sebagai
pelengkap instrument.
Misalnya : Daerah Sumatra Utara
(Sumut) tari Tor-tor gerak merapatkan dan mengembangkan ke dua telapak tangan
sambil bergerak di tempat dan geser kaki, Tari Cawan dengan membawa cewan di
atas kepala. Tari Serampang Dua belas dengan gerak berpasangan muda mudi yang
sedang berdendang. Tari Manduda, Tari Kain, Tari Andungandung, Tari Angguk,
Tari Tari Mainang Pulau Kampai, Tari Baluse, Tari Tononiha, Tari Terang Bulan,
Tari Pisu Suri, Tari Baina, Tari Tari Barampek, Tari Basiram Tari Bulang Jagar,
Tari Buyut Managan Sihala, Tari Cikecur, Tari Kapri, Tari Karambik dll.
- Bali
Mempunyai sifat gerak dan iringan
yang mengesankan. Gerakan tari tegas dan ekspresif. Semua anggota badan
digunakan untuk mengekspresikan makna dan misi tari sehingga terkesan sakral.
Penari Pria menggunakan celana
panjang sampai lutut yang dibalut kain warna cerah atau kotak – kotak hitam
putih, dan ikat kepala atau kuluk bersulam benang emas. Penari wanita
menggunakan kebaya panjang, berbalut selendang sampai dada dan memakai hiasan kepala
- Sulawesi
Didominasi oleh penari wanita yang
memiliki perwatakan lembut. Iringan kontras menggebu-gebu terutama instrument
gendang yang dimainkan oleh seorang penari. Pakaiannya baju kurung dan ikat
pinggang keemasan.
- Jawa
dan Sunda
Teknik tari Jawa dan Sunda meliputi
hal-hal sebagai berikut :
§ Semangat bathin
yang member kekuatan gerak, daya tahan dan kemantapan ekspresi
§ Sadar akan harga
diri,yang memancarkan keagungan, kewibawaan, berisi,kepastian,keberhasilan dan
kesempurnaan sikap
§ Kemanunggalan
lahir bathin, pemusatan kendali ekspresi kepribadian yang bulat
§ Kukuh tak
bergeming dari kemantapan, tak goyah atas segala gangguan
c) Tari
Klasik adalah tari yang berkembang di kerajaan-kerajaan yang
telah ada di Indonesia. Puncak tari
klasik terdapat pada kerajaan di
Indonesia khususnya di yogyakarta,
Surakarta, Kasepuhan Cirebon, kerajaanbone, Kerajaan Mataram Kuno, dan Kerajaan
Klungkung di Bali.
Tari Non Tradisional adalah tari
yang tidak berpijak pada aturan yang sudah ada seperti tari tradisional. Tari
jenis ini tari pembaruan. Tari nontradisional lebih mengungkapkan gaya pribadi.
Contoh tarinya adalah tari karya Didik nini towok misalnya tari wek-wek,
persembahan. Tari karya Bagong Kussudihardjo misalnya tari yapong, wira pertiwi.
Karya Wiwik Widyastuti tari cantik, tari karya Abdul rochem tari Gitek balen,
tari nandak ganjen karya Entong sukirman dll.
d. Fungsi Tari
a) Tari
Sebagai Sarana Upacara
Ciri – ciri :
1. Hidup dan
berkembang dalam tradisi yang kuat, sebagai sarana untuk persembahan
2. Sebagai
sarana memuja dewa (keagamaan) yang berarti bersifat sakral,
3. Bersifat
kebersamaan dan diulang-ulang.
Misalnya :
- Upacara
maju perang : Mandau (Kalimantan)
- Upacara
panen : tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan tari Manimbon (Toraja)
- Upacara
khitanan : tari Sisingaan (Jawa Barat), tari Jaran Buto (Blitar)
- Upacara
mengusir roh atau mengusir penyakit : tari Sang Hyang (Bali), tari Mabugi
(Toraja)
- Upacara
menjemput tamu : tari Reyog Ponorogo, tari Reyog Dodog (Tulungagung), tari
Pendet (Bali), tari Cakalele (Maluku)
b) Tari
Sebagai Sarana Hiburan
Ciri – ciri :
1. Mood yang
bergembira ria
2. Unsur
gerak sederhana dan bebas
3. Pakaian
bebas
4. Mudah
melibatkan peserta lainnya
5. Relatif
mudah dipelajari
Contoh :
Tayub (Jawa Tengah & Jawa
Timur), Ketuk Tilu (Jawa Barat), Gandrung (Banyuwangi), dll
c) Tari
Sebagai Sarana Seni Pertunjukan
Ciri – ciri :
1. Pola
garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan
2. Adanya
faktor imajinatif/kreativitas
3. Adanya
Ide yang mengandung dan mengarah pada bentuk pementasan yang professional
4. Lokasi
pementasan berada ditempat yang khusus
Contoh :
Tari Gambyong (Surakarta), Golek
(Yogyakarta), dll
e. Beberapa
tarian daerah di Nusantara
· Serampang
dua belas
Menggunakan irama samba, tempo
cepat, teknik tarian ini menunjukkan kelembutan. Yang terasa dalam langkah dan
penampakan kaki. Arah geraknya vertikal.
· Jaipongan
Menggunakan irama gendang, pencak
sunda. Diperkuat dengan musik tanjidor. Teknik Jaipongan menitik beratkan pada
langkah kaki. Gerak pinggul merupakan penyedap.
· Ngrema
(rema)
Tarian khas Jawa Timur. Kerincing
pada pergelaran kaki adalah khas yang merupakan bagian dari teknik tarian ini.
Penari tidak hanya menari namun juga harus menyanyi “blenderan Surabayan”.
Tarian ini pada awalnya adalah tari tunggal.
f. Beberapa
Koreografer Tari Indonesia
1. S.D.
Humardani (1923-1983) Sering dijuluki : Sang pendobrak seni tradisi, sang
gladiator, Begawan seni tradisi, budayawan.
Hasil karyanya : Pemadatan Tari
Bedoyo, Srimpi Dan Gambyong. Sendratari ronggolawe gugur. Babad Pajang. Sketsa
III
2. Tjetje
Soemantri (1891 – 1963), pengubah peta tari Sunda.
Hasil karyanya : tari Dewi, tari
Anjasmoro, Topeng Menak Jinggo, dll
3. R.I.
Sasmito Mardono, mengembangkan tari menak gaya Yogyakarta
Hasil karyanya : tari Golek
Ayun-Ayun, Beksan Menak Umarmoyo Umarmadi, dari golek tinembe
4. Bagong
Kussudiardjo
Tokoh tari kreasi baru yang telah
menciptakan idiom-idiom gerak baru yang lebih mudah menembus perasaan. Selain
koreografer, beliau juga sebagai pelukis.
5. Sardono
W.Kusumo
Terkenal dengan jenis – jenis tarian
yang mencoba menggunakan si penari dengan lingkungan sebagai instrument
pernyataan tari. Sehingga beliau paling jauh melangkah mencari bentuk yang
baru. Beliau lebih mengutamakan gerak daripada titik- titik henti berupa
pose-pose
6. Hurijah
Adam
Berasal dari Sumatra. Beliau lebih
menekankan pada kreasi music – musiknya. Terutama pada pencak Minang, dan
mengolah bungo – bungo pencak menjadi tari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar